Bom di JW Mariot pada hari Jumat 17 bulan 7 tahun 2009 jam 7 lewat47 membuat kita terkejut. Ditengah pemilu Legistif dan pemilu presiden yang aman. Kalaupun ada ribut-ribut itu masalah elit politik dan pengamat saja. Wong cilik seperti saya tahunya negara aman, barang kebutuhan tersedia dan cari rejeki lancar (walaupun sedikit).
Sebagai rakyat kecil saya coba membuat tulisan pinggiran ini yang mungkin sebagian benar atau tidak ada benarnya sama sekali. Mohon maaf bukan berniat menyudutkan kelompok tertentu. Tetapi lebih karena perasaan sebagai bagian anak bangsa kita berharap jangan ada lagi letusan Bom yang mengacaukan keamanan dan ekonomi negeri ini.
Seperti kata pengamat dan pemberitaan yang kian santer belakangan ini kemungkinan pelaku adalah kelompok laten Teroris yakni Nurdin M Top dkk yang sudah pengalaman meledakan Di Jakarta dan Bali beberapa tahun yang lalu.
Kita tentu semakin geragetan kepada Nurdin M Top yang warga negara tetangga ini. Ngapain dia ledakin orang-orang asing di Indonesia, kalau memang target mereka orang-orang asing. Kenapa mereka tidak meledakan saja itu gedung Petronas di kampungnya sana.
Di facebook saya sempat mengomentari teman yang prihatin dengan kelakuan 'juragan' bom ini. "Nurdin M Top susah banget ditangkap jangan-jangan karena dilindungi sama yang mau nangkap". Teman saya membalas: "No coment ah. Terlalu sensitif uey.."
Maaf maksud saya bukan ingin menuduh institusi tertentu. Cuma gregetan kok sudah sekian tahun itu teroris masih gentayang saja. Udah gitu istrinya ada dimana-mana lagi. Kan kasihan juga tuh cewek dibohongin sama si teroris. Kok susah amat kayak belut gak bisa dipegang. Belut saja bisa dipegang. Hehe....
Tapi dalam hati kecil saya sempat terpikir juga jangan-jangan memang ada yang membocorkan setiap akan ada penangkapan. Atau ada yang salah? Ah rasanya gak mungkin. Aparat kan sangat terlatih. Atau intelejen kita kalah ilmu sama teroris? Kayaknya juga gak mungkin.
Ada ceritera lain tentang penangkapan anak buah Nurdin M Top. Terakhir Bahrudin di Cilacap, Hendrawan di Solo yang juga orang Malang. Dan Maruto yang masih diburu di Semarang. Seperti di lansir dibeberapa media. Tetangga Bahrudin di Cilacap heran kok polisi menggeledah rumah saat orangnya di tidak dirumah? Terus penangkapan di rumah Maruto hanya mendapati rumah kosong. Waduh kalau menangkap anak buahnya saja susah dan terlambat bagaimana menangkap bosnya ya?
Tentang gambar CCTV bom JW Mariot yang beredar dan di tayangkan di Televisi. Detik.com 24-7-2009 jam 17:49, menulis judul berita: "Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton. Mabes Polri Akan Pidanakan Pemberi dan Pembeli CCTV" Konon gambar-gambar tersebut belum seharusnya keluar ke publik. Sehingga membuat Kadiv Humas Polri memberikan pernyataan Pers.
Walahhhhh, makin ruwet saja masalah Bom ini kalau dilihat oleh wong cilik seperti saya. Kita serahkan saja kepada ahlinya dan yang berwenang menyelesaikan masalah ini. Semoga bom minggu lalu merupakan yang terakhir di negeri ini.
Sebagai rakyat kecil saya coba membuat tulisan pinggiran ini yang mungkin sebagian benar atau tidak ada benarnya sama sekali. Mohon maaf bukan berniat menyudutkan kelompok tertentu. Tetapi lebih karena perasaan sebagai bagian anak bangsa kita berharap jangan ada lagi letusan Bom yang mengacaukan keamanan dan ekonomi negeri ini.
Seperti kata pengamat dan pemberitaan yang kian santer belakangan ini kemungkinan pelaku adalah kelompok laten Teroris yakni Nurdin M Top dkk yang sudah pengalaman meledakan Di Jakarta dan Bali beberapa tahun yang lalu.
Kita tentu semakin geragetan kepada Nurdin M Top yang warga negara tetangga ini. Ngapain dia ledakin orang-orang asing di Indonesia, kalau memang target mereka orang-orang asing. Kenapa mereka tidak meledakan saja itu gedung Petronas di kampungnya sana.
Di facebook saya sempat mengomentari teman yang prihatin dengan kelakuan 'juragan' bom ini. "Nurdin M Top susah banget ditangkap jangan-jangan karena dilindungi sama yang mau nangkap". Teman saya membalas: "No coment ah. Terlalu sensitif uey.."
Maaf maksud saya bukan ingin menuduh institusi tertentu. Cuma gregetan kok sudah sekian tahun itu teroris masih gentayang saja. Udah gitu istrinya ada dimana-mana lagi. Kan kasihan juga tuh cewek dibohongin sama si teroris. Kok susah amat kayak belut gak bisa dipegang. Belut saja bisa dipegang. Hehe....
Tapi dalam hati kecil saya sempat terpikir juga jangan-jangan memang ada yang membocorkan setiap akan ada penangkapan. Atau ada yang salah? Ah rasanya gak mungkin. Aparat kan sangat terlatih. Atau intelejen kita kalah ilmu sama teroris? Kayaknya juga gak mungkin.
Ada ceritera lain tentang penangkapan anak buah Nurdin M Top. Terakhir Bahrudin di Cilacap, Hendrawan di Solo yang juga orang Malang. Dan Maruto yang masih diburu di Semarang. Seperti di lansir dibeberapa media. Tetangga Bahrudin di Cilacap heran kok polisi menggeledah rumah saat orangnya di tidak dirumah? Terus penangkapan di rumah Maruto hanya mendapati rumah kosong. Waduh kalau menangkap anak buahnya saja susah dan terlambat bagaimana menangkap bosnya ya?
Tentang gambar CCTV bom JW Mariot yang beredar dan di tayangkan di Televisi. Detik.com 24-7-2009 jam 17:49, menulis judul berita: "Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton. Mabes Polri Akan Pidanakan Pemberi dan Pembeli CCTV" Konon gambar-gambar tersebut belum seharusnya keluar ke publik. Sehingga membuat Kadiv Humas Polri memberikan pernyataan Pers.
Walahhhhh, makin ruwet saja masalah Bom ini kalau dilihat oleh wong cilik seperti saya. Kita serahkan saja kepada ahlinya dan yang berwenang menyelesaikan masalah ini. Semoga bom minggu lalu merupakan yang terakhir di negeri ini.