11 Desember 2013

Soto Gombong

Soto yang satu ini berasal dari Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Soto Gombong biasanya orang menyebutnya. Hampir sama dengan soto Sokaraja, tapi tidak menggunakan sambel kacang, rasanya yang maknyus membuat kami ketagihan hehe… Bahannya gampang dicari dan cara membuatnya juga mudah.

Bahan – bahan :
1 ekor ayam kampung ( potong bagi 4 bagian )
Soun secukupnya ( rendam air panas, tiriskan )
Kol secukupnya ( rendam air panas, tiriskan )
Tauge pendek secukupnya
2cm lengkuas ( memarkan )
2 lembar daun salam
5 lembar daun jeruk
4 batang serai ( memarkan )
1 cm jahe ( memarkan )
2 liter air
Minyak goreng
Bumbu :
2 sdt ketumbar
1 sdt merica
7 siung bawanh merah
5 siung bawang putih
6 butir kemiri
1 cm kunyit

Bahan Pelengkap :

  • Gethuk singkong
  • Kerupuk singkong ( warna merah putih biasanya )
  • Daun bawang ( iris kecil – kecil )
  • Daun seledri ( iris kecil – kecil )
  • Bawang merah gorengSambel
  • Kecap manis
  • Jeruk nipis

Cara membuat kuah soto :

  • Rebus ayam kampung hingga setengah matang
  • Tumis bumbu halus, serai, daun salam, daun jeruk, lengkuas & jahe hingga harum, lalu masukkaan ke air kaldu dan masak hingga ayam empuk.
  • Setelah empuk, tiriskan ayam lalu goreng sebentar dan suwir – suwir kecil.

Cara membuat gethuk :

  • Rebus / kukus singkong yang kualitasnya bagus ( tidak paya )
  • Setelah matang tumbuk dan beri garam & bawang putih yang sudah dihaluskan
  • Bentuk bulatan sebesar bakso
  • Lalu goreng hingga kecoklatan
  • Cara membuat sambal :
  • Cabai rawit ( galak ) direbus kemudian dihaluskan.

Cara menyajikan :
Masukkan ke dalam mangkok, soun, kol, tauge pendek, gethuk, daun bawang, daun seledri, jeruk nipis, kecap manis, ayam suwir, kerupuk kemudian tuangkan kuah dan tambahkan sambal sesuai selera.

Selamat mencoba…

09 Desember 2013

Berfikir Out Of The Box INSIDE


Pagi ini ini aku nemu tulisan yang berjudul ‘The Power of Thinking INSIDE The Box” dengan huruf besar pada kata INSIDE.  Wow, what the wonderful word?!! Aku pikir betapa berani orang ini menulis melawan arus seperti pengendara motor Ibukota yang sering dengan gagah berani menantang arus demi memotong kemacetan.  Dan seperti apa yang aku pikir komen-komen yang muncul pun banyak yang berusaha untuk melakukan penghakiman terhadap pemikirannya. Cuma memang ada satu semangat yang sama di dalam komen-komen tersebut. Berusaha untuk memahami. Meskipun itu kemudian untuk ditolak.

Respon yang ditunjukkan oleh komen-komen itu sangat wajar, karena ketika (hampir) semua orang gembar-gembor tentang berfikir “out of the box” ini ada orang yang mengajak untuk berfikir “inside the box”.  Pemikiran inside the box ini ternyata muncul dari kegalauan penulis oleh karena kenyataan bahwa cara berfikir out of the box itu memberikan efek bahwa there is no boxes, sehingga there is no focus and no constraint. Kemudian apa yang bisa diharapkan dari kondisi seperti ini? Inovasi yang muncul adalah sebuah inovasi tanpa pijakan yang jelas, sehingga sulit untuk direalisasikan. Untuk itu kemudian dia menyarankan untuk ask to the box. Karena, katanya, dengan ask to the box, seliar apa pun ide inovasi kita, setiap tahap pelaksanaannya akan selalu mengacu kepada seluruh design constraints, sehingga kita bisa menjaga ide tetap realistik tepat waktu dan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan.

Great!!! Saya setuju ini, karena cara berfikir out of the box memang baik, tetapi butuh suatu pengawalan. Siapa pengawalnya? Ya box nya itu sendiri.  Berfikir out of the box yang cenderung menghilangkan box nya sebagai design constraints yang harus diperhitungkan hanya akan menghasilkan hayalan-hayalan yang kadang kurang realistik. Hanya akan menambah tumpukan ide atau wacana.

Namun, apa kita tidak perlu berfikir out of the box? Tidak, kita tetap harus bisa berfikir out of the box! Entah sama dengan pemikiran penulis di linkedin atau tidak, cuma buat saya berfikir out of the box bisa menjadi sangat baik bila kita juga berfikir inside the box. Ini berlaku buat kita dalam suatu organisasi maupun kita secara individu.  Karena box itulah design constraint yang harus benar-benar diperhatikan.
Kenapa saya sebut juga individu? Karena siapapun yang kita tawari ide kita dan bahkan kita sendiri pun bisa merupakan constraint bagi ide kita sendiri.

Dari sini saya jadi teringat salah satu cerita kungfu (Tai Chi Master) dimana setelah sekian lama belajar jurus-jurus kungfu, jurus yang paling akhir adalah lupakan jurus-jurus yang pernah dipelajari. Nah lo?

Ya, lupakan jurus-jurus itu sebagaimana kita mengatakan dua sebagai penjumlahan satu dan satu tanpa perlu mengingat-ingat lagi bahwa satu tambah satu samadengan dua. Bertarung secara bebas tanpa harus mengingat-ingat lagi jurusnya karena jurus-jurus itu telah menyatu dalam gerakan kita.  Bila jurus-jurus itu adalah design constraint yang kita miliki, maka berlatih jurus-jurus itu maksudnya adalah mendalami semua constraint yang kita miliki. Kemudian melupakan jurus-jurus itu bukan berarti kita abaikan semua constraint yang kita miliki.  Tapi justeru kita harus benar-benar memahaminya, sehingga  ketika kita menentukan suatu inovasi strategis akan secara alami semua constraint yang kita miliki telah tertuang didalamnya.

02 Desember 2013

Resiko itu Terlalu Menawan Untuk DIanggurin

Ladalah, yang bener aja, Mas? Masa kita harus bergaul dengan resiko.  Dimana-mana resiko itu ya harus dihindari.
Salah, sampeyan!!
Salah di mana to, Mas? La ya wajar to, kalau dalam kegiatan apapun kita harus menghindari resiko?
Emangnya semua resiko bisa dihindari?
Maksudnya?
Resiko tenggelam itu emangnya ada di aktifitas ngonthel becak?  Resiko nabrak gunung itu memang ada di dalam aktifitas nyupir angkot?
Lho, ya jelas nggak ada?
Ya itu, kalo mau menghindari tenggelam yo sampeyan ngonthel becak aja.  Kalo mau menghindari nabrak gunung, yo sampeyan jad sopir angkot aja!
Walah, yo nggak bisa gitu, Mas!
Yo bisa.  Gak mungkin kan sopir angkot nabrak gunung, yang ada jatuh ke jurang.  Gak mungkin kan, ngonthel becak tenggelam? Lah kalo jatuh ke kali dari jembatan terus tenggalam itu bukan resiko tenggelam. Tapi resiko jatuh ke kali.
O..., gitu....
Nah itu namanya resiko yang melekat.  Setiap aktifitas itu punya resiko yang melekat. Begitu juga dalam bisnis.  Pasti punya resiko yang melekat.  Dan tergantung pada bidangnya, setiap bisnis mempunyai resiko melekat yang berbeda.  Seperti tadi, jadi sopir angkot ya gak mungkin nabrak gunung.
Hmmm... Gitu?  Trus maksudnya terlalu menawan untuk dianggurin itu gimana, Mas?
Kuncinya gini, karena resiko itu terlalu menawan untuk dianggurin, maka kita harus benar-benar mengenal resiko kita.
Wah tar, belum mudheng kita...
Misal nih, kamu naksir sama temen perempuan kamu, apa yang kamu lakukan?
Ya..., mencari informasi detail tentang dia, apa kesuakaannya biar kita memperlakukannya dengan sebaik mungkin untuk mengambil hatinya.
Betul! Begitu pula dengan resiko.  Kita harus benar-benar mengenal apapun resiko yang kita punya.  Mengenal karakteristiknya, sehingga kita bisa memberikan perlakuan yang sebaik-baiknya terhadap resiko-resiko tersebut.  Tujuan akhirnya? Tujuan akhirnya adalah agar resiko itu tidak muncul/terjadi untuk mengganggu aktifitas kita.
Resiko adalah keuntungan. Kenapa bisa begitu?
Karena resiko yang tidak dikenali yang membuat kita cenderung meng-anggurkan akan berpotensi mengurangi pendapatan.  Misal resiko kegagalan produk pada saat release ke kastemer tidak diantisipasi/dikenali dengan baik maka akan mengakibatkan produk tersebut tidak bisa diterima oleh kastemer dan lebih lanjut akan mengakibatkan menurunnya kepercayaan kastemer terhadap kita.
Bayangkan bila kita tidak mampu mengenali resiko kegagalan tersebut, maka kita tidak akan bisa meredam/meminimalisir kegagalan produk tersebut dengan mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan produk tersebut menjadi gagal.  Misal produk itu suatu aplikasi komputer.  Mestinya testing terhadap produk itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.  Jangan sampai ketika sudah sampai di tangan kastemer produk tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya.  Artinya, bila produk tersebut tidak bisa memuaskan kastemer maka akan menghambat penjualan yang berarti mengurangi pendapatan dan akan meningkatkan biaya iklan untuk 'menutupi' kekurangan tersebut.
Namun sebaliknya, bila resiko kegagalan tersebut bisa kita kenali dengan baik, maka kita bisa mengendalikan resiko tersebut dengan mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan produk tersebut.  Dengan melakukan testing yang paripurna, untuk mempersembahkan suatu produk yang bugs free untuk para kastemer sehingga kastemer puas dan kepuasan itu kemudian menjadi testimoni yang baik sehingga secara gethok tular akhirnya produk tersebut benar-benar mendatangkan revenue. Dan testimoni yang baik dari kastemer juga kemudian akan menjadi iklan yang sangat efektif sehingga dalam hal ini berarti mengurangi cost.  Kamu tahu apa itu profit?
Profit = Revenue - Cost
Yap, itu tahu.... Jadi kalo revenue nya gede dari penjualan dengan cost periklanan yang kecil karena kita bisa mengandalkan gethok tularnya, maka berarti profitnya juga gede.  Betul gitu?
Betul, Mas?
Nah itu, yang aku maksud "Resiko itu Terlalu Menawan Untuk Dianggurin", maksudnya ya... kenali, pahami, dan kendalikan dia.  Karena resiko itu nghalang-halangi revenue dan menyebabkan biaya tinggi.  Kalau kita bisa mengendalikan dia berarti kita bisa mengendalikan apa yang menghalang-halangi revenue kita dan tentunya mengendalikan cost.

    Alumni Fisika 1

    Agus Wuryantoro * Aminurohman * Atmaji Sukoco * Daniel Sadono * Djoko Triwidayanto * Djumono * Dwi "Sendrum" * Dwi Endri Setyowati * Eko Budi Prasetyo * Eko Sujatmiko * Eling Tumiarsih * Endang Mugiastuti * Endar Prastono * Fifi * Avanti Sulistyo Dewi * Halomon Purnomo Sitanggang * Haris Kurniawan * Hartoyo * Hikmah Nur Anggraeni * Imbuh Sulistyorini * Jarot Haryo Wibowo * Joko Sulistyo Tetuko * Joko Sutarno * Judi Elviana * Kasino * Kiswanto * Komariyah * Luthfi Bahyu Aji * Manisman * Mardiyono * Meini Arwati * Miko Hananto * Mukhamad Hasim Iswanto * Paiman * Pudjianto Eko Seno * Putut Wijonarko * Riyadi * Rudi Hartono (Alm) * Sigit Tri Wuryanto * Siti Rokhimah * Slamet Riyadi * Sugiri * Sugiyono * Susilo Wardoyo * Wihartoyo * Yohanes Sukmono

    Alumni Fisika 2

    Agung Budiyono * Agung Prabowo * Ambar Setyorini * Anwar * Mustajabul Mufid * Bambang Ari Prastono * Christina Melyana Rosita * Edi Kurniawan * Hartiningsih * Ie Ay Tjen * Imam Sudibyo * Marsidi * Munirudin * Puji Sri Diananingsih * Purwidiyanto * Ros Mariani * Rudi Aji Hermawan * Rudy Widyantara * Rusdi Pujianto * Sigit Pramudyana * Slamet * Slamet Rahardjo * Slamet Yudho Kusworo * Soenarso * Sri Setiyanti * Sugeng Riyadi * Sugiyanto * Suherman * Supriyanto * Supriyono Subegjo * Sutrisno * Tato Sri Hartono * Teguh Supriyanto * Tori Subiyanto * Tri Adi Wibowo * Tri Wahyudi * Tri Widiyarto Triyono * Umar Sahid * Uud Dharma Aji * Wahyu Indarto * Wasingah (Alm) * Wisnu Subiyanto * Wiwit Kurnanto * Yan Yan Garuyana * Yusda Indria Ambarwati * Yusuf Wibandoko

    Alumni Biologi 1

    Ana Satrianingsih * Antonius Rudi Sasongko * Arin Kurniawati * Arwiyani * Asti Hari Mulianingsih * Bagjowati Lestariningsih * Banu Hestiono * Budi Setyorini * Defrita Elijanti * Dian Saraswati * Djeni Edhi Wibowo * Dwiyanto Indrawan * Dyah Sri Sulistyani * Ekowati Puspitasari * Elisa Setiyawati * Endang Parjiatmi * Estiningtyas Dharmawasih * Hartono * Hedy Soeswandono * Hendrikus Awan Sudewo * Humaedi * Ibnu Wibowo * Indah Warni * Indaryati * Indrawati * Irianto * Isnaeni Widyawati * Karni Widiastuti * Khamid Rifai * Lina Septianingrum * Mohammad Fajar * Nurchayati Salamah * Pujianingsih * Purwanto * R.r. Nur Pawekas Widiastuti * Reni Nursanti * Rudi Sunarko * Sairin * Samirah * Saptono Susilo * Sri Hariyatiningsih * Sugiarti * Rinawati * Susi Harjanti * Tri Widiono

    Alumni Biologi 2

    Abu Darin * Ani Salamah * Bambang Edi Sumarno * Bambang * Setijawan * Dwi Haryanto (Karanganyar) * Edi Musriyanto * Edi Sutarto * Endang Dwi Astuti * Eri Nur Widiastuti * Hartiwi Indaryanti * Komarudin * Kusriyani * Liliek Hikam Himawan * Lilis Kurniawati *Martono (Tangerang) * Mastuti Kustianadjanti * Misman * Mujiono * Munirah * Novi Ratnawati Rahayu (Semarang) * Nur Chayati * Nurhayati Salamah * Prarianto * Respatiningsih * Setijono (Lampung) * Setiyadi (Bali) * Sri Haryani * Sri Purwanti Dewi * Sri Susmiyati * Sugito * Sulasmi * Sumartini * Supiarti * Supraptiningsih * Supriyadi * Suratmi * Suratmin * (Makasar) * Suratni * Sutji Nurhayati (Cilegon) * Tangguh Priatmoko Aji * Tanti Estiningsih * Teguh Setiawan * Tri Endar Suswatiningsih * Tuti Winarni * Wahyu Dwi Nugroho * Widi Hastina * Wing Wiharo (Solo) * Yunita Puspita Dewi

    Alumni Bahasa

    Ambar Pujiyatno * Anando Haryanto * Arief Prasetyo * Arlisman * Beti Rosmawati * Cahyo Pramono * Darwati * Dasuki Suprapto * "Didot" * Dwi Astuti * Edi Suprapto * Ellya * Nila Kusuma * Eni Kusrini * Ety Yuliastuti * Fajar Iva * Ganang Sutopo * Jusiphie Swasti Putra Utami * Kodriyanto * Kristanti Nurwidiyani * M. Romadi * Maria Theresia Ita * Wahyu Yuda Wasti * Muji Sumarti * Muridan * Ninik Ariyani * Nugro Ratnasari * Reny Citasary * Sakimun * Safyudin * Sri Subiyanti * Sulis Tiyowati * Supriyati * Swari Panca Utami * Teguh * Setiyono * Titi Purnawati * Triyanto * Tuti Sugiarti * Urip Danang Nugroho * Walgiyati * Warih Prabowo * Waris * Ronggowarsito * Wiwik Widiasih * Wury Udaningsih * Yatiningsih

    Alumni IPS 1

    Bambang Purwanto * Catherima Neni Suryandari * Christina * Indah Haryanti * Darsimin * Dedi Noerwahyudi * Djatining * Palupi * Djoko Tri Hantoro * Dumpyuk Eti Nurani * Edhi Sasono * Eko Heri Kiswanto * Eko Wahyudiono * Eli Susmieni * Erma Sulistianingsih * Fifti Miniasih * Fitri Rokhmah * Ignatius Edi Saptomo * Ignatius Sigit Kuncoro * Indra Lasmonowati * Kartika Rusmartini * Kasman * Margaretha Indarti Sukmawati * Maryati Is Purwanti * Moh. Basyarudin * Neni Budi Pratiwi * Nugroho Ediharjo * Nuniek Indriani * Purwanti * Risbudiyono * Sigit Priyadi * Slamet Widodo * Sri Kurniati Khofifah * Sri Suprapti * Sudjud Pambudi * Suharyati * Suharyatun * Susianto * Sutadi * Sutarto * Sutomo * Tien Herawati * Toto Tri Baryanto

    Alumni IPS 2

    Abdul Chodik Mukti * Aminah Zuhriyah * Amrih Wibowo * Ananto Handoyo * Anytri Juliawati * Arum Hapsariningtyas * Bambang Mulyono * Barkah Widiyati * Bibit Murti Rahayu * Catur Prasetyo * Dany Wibowo * Densy Fianti * Djuli Setijadi * Dwi Safarini * Dwi Suprihatiningsih * Joko Waluyo * Jony * Wijonarto * Maria Sri Sulastri * M Guntur Prahoro * Minarti * Mugi Rahayu * Muslimah * Restu Ariyani * Retno Wardani * Rina Susanti * Romelani * Roni Andarwantoro * Roslitasari * Rr. Tunjung Bayuwati * Rusmono * Santoso Ari * Nurhadi * Setiyowati * Slamet Riyadi * Sri Indah Wahjuni * Sri Sulastri * Stepanus Setyo Widiyanto * Siti Murfingah * Sugiarto * Supadmi * Suripto * Syaifulludin * Tresnani * Tri Budi Susetyo * Umi Fatimah Warisno * Widiyanti * Widodo

    Sekretariat

    * PondokJaya, Sektor 3A, BintaroJaya, Tangerang
    * Jl. Parkit Sektor2, BintaroJaya, Jakarta Selatan

    Email : DePOTTER90@Ymail.com

    Followers