Alkisah ada sepasang suami istri tamatan dpotter, setiap hari
kemana-mana selalu dengan mobil mewah. Yaa maklumlah mereka adalah
pasangan yang begitu sibuk dengan berbagai aktivitas. Sang suami
adalah seorang pengusaha sukses dan istri adalah wanita karir, top
markotop. Dan anak merekapun disekolahkan di tempat yang terbaik
dengan segala fasilitas yang serba mewah. Tentunya si anak juga
disediakan sopir yang mengantarnya kemanapun ia ingin pergi. Mereka
terkenal di sekitar tempat tinggal mereka dan hampir semua orang
mengenalnya termasuk mengenal semua kendaraan yang mereka pakai.
Mereka memang tidak tinggal dilingkungan khusus orang kaya. Para
tetangga masih banyak hidup sederhana. Tidak jadi masalah krn mereka
tetap dapat hidup rukun berdampingan. Dan masing-masing mempunyai
kehidupan sendiri.
Seperti biasanya mereka berangkat pagi dan baru pulang menjelang malam
dan itu berlangsung entah sudah berapa lama. "Pa, lihat betapa
bahagianya mereka. Jam segini mereka sudah ada dirumah, bercengkrama
dengan keluarga sedangkan kita masih sibuk dengan segudang pekerjaan"
Ucap sang istri ketika melintasi sebuah keluarga sederhana yang sedang
berbincang-bincang diteras rumah. "Iya...ya...ma? Enak banget mereka,
kapan yach kita bisa seperti mereka yang setiap saat bisa menikmati
waktu santai dengan keluarga" Dan suaminya pun mengiyakan sambil
menarik nafas panjaang sekali. Begitu terasa ada beban yang begitu
berat menghimpit dada mereka berdua. "Kadang-kadang mama rasanya ingin
meninggalkan semua ini dan hidup bahagia seperti mereka"
Sementara disisi lain, tetanggane dari teras rumah keluarga yang
dianggap berbahagia tadi juga merasakan hal yang sama, Begitu sang
istri melihat mobil tetanggane melitas di depan rumahnya tiba2 dia
berkata. "Ma Ramane, kapan yach kita bisa seperti mereka? Kemana-mana
selalu naik mobil mewah. Ibu yakin hidup mereka pasti sangat bahagia"
Ucap istri Sang peimilik rumah sederhana sambil menunjuk mobil yang
baru melintasi depan rumahnya. "Ya Inyong bisa merasakan hal yang
sama bu, kapan yah kita menjadi orang kaya seperti mereka, sebenarnya
saya selalu ingin berkerja keras hingga larut malam dan mendapat
penghasilan lebih besar tapi nggak ada yang harus dikerjakan, Mau
memetik cabe yang sekarang lagi tembus Rp 60 ribu, pohonnya baru
ditanam, nanti giliran panen harganya lima ribu" Pandangannya
menerawang jauuuh sekali.
Dilain waktu anak orang kaya itu tidak kalah gelisahnya ketika
menyaksikan anak-anak sebayanya diantar jemput sama orang tua mereka
kesekolah sambil berboncengan motor dengan bahagianya, tidak seperti
dirinya yang selalu diantar jemput sama sopir. "Alangkah bahagianya
jadi seperti mereka, kemana-mana selalu diantar orang tua mereka,
sedangkan kedua orang tuaku tidak pernah melakukannya. Mereka terlalu
sibuk dengan bisnis mereka. Aku iri dengan mereka" Anak itu mengeluh
dan menitikkan air mata.
Sementara sambil berlalu anak yg sedang di bonceng orang tuanya di
motor tadi berpikir dalam hatinya, "Aku ingin seperti anak yang ada di
mobil bagus itu. Kemana-mana ada yang antar kalau hujan tidak
kehujanan dan kalau panas tidak kepanasan, (Kalo naik motor hujan ga
kepanasan dan pas panas ga kehujanan). Begitu pula anak-anak yg sedang
berjalan kaki dan di antar orang tuanya, mereka dalam hati juga
berpikir seandainya aku bisa jadi seperti anak orang kaya itu, selalu
diantar mobil kemana-mana dan tidak perlu capek berjalan kaki
berkilo-kilo meter dan berbecek-becek ria"
Warga dpoter tercinta.......,
Cerita tersebut menggambarken bahwa manusia pada umumnya selalu
melihat orang lain lebih baik dan bahagia daripada darinya. Dan kita
juga sering mendengar bahwa "Manusia memang tidak pernah ada puasnya"
Omongan ini benar bagi orang-orang yang memang dikendalikan oleh
pikiran yg tidak syukur, karena kalau kita mau mengikuti pikiran kita
maka tidak akan merasa cukup. Sebelum kaya ingin menjadi kaya setelah
kaya ingin menjadi lebih kaya lagi dan seterusnya DAN SETERUSNYA. Dan
saat merasa dirinya benar-benar kewalahan mempertahankan segala efek
yang ditimbulkan oleh kekayaannya dirinya merasa lelah, capeee deeh,
merasa tidak ada waktu lagi untuk berkumpul dengan keluarga. Contoh
lainnya misalnya sebelum menjadi orang terkenal ingin menjadi orang
yang terkenal begitu terkenal, dirinya ngeluh lagi, merasakan ruang
geraknya menjadi terbatas dan tidak memiliki privacy lagi. Karena
kemanapun mereka pergi selalu ada orang yg memandangi, meminta tanda
tangan atau ingin berfoto dengannya.
Saat menjadi pengangguran seseorang hidup begitu stress, pingiiin
sekali kerja, ketika mendapatkan pekerjaan, mengeluh lagi karena
kerjaannya tidak cocok, gajinya terlalu kecil, jam kerjanya dan
kantornya terlalu jauh, merasakan tidak ada waktu bersantai dan
seterusnya. Emang ada pekerjaan yang kerjanya sebentar, ga ada
tanggungjawab, gaji tak terbatas, ambil sendiri di brankas, liburnya
banyak sesukanya???????
Pengangguran ingin menjadi karyawan, karyawan ingin menjadi bos
sedangkan bos selalu stress merasakan beban yang dipikul terlalu berat
dan merasakan dirinya selalu bekerja keras sementara dia memandang
anak buahnya tidak, ia marah pada semua orang.
Apasih yg kira..kira bisa mengatasi kondisi semacam ini...?
Salah satunya adalah Memili Rasa Syukur terhadap apa yang sudah kita
miliki dan tidak membanding-bandingkan hidup kita dengan hidup orang
lain, setiap manusia pasti mempunyai masalah dan beban masing-masing
yang tidak diketahui oleh orang lain. Orang hanya bisa melihat sisi
luarnya saja dalam hati siapa yang tahu.?
Kita melihat orang lain hidupnya lebih enak sementara orang lain
melihat hidup kita enak. Kita ingin menjadi seperti mereka demikian
juga sebaliknya, ketahuilah kita tidak bisa menjadi orang lain.
Nikmatilah apa yg ada, apa yg kita miliki, karena yg kita miliki
adalah apa yg terbaik bagi kita menurut Tuhan. Ya memang kadang kalo
pandangan kita lagi kabur, rumput tetangga lebih hijau.
Namun manusia bersyukur bukan berarti orang yg mudah menyerah kepada
keadaan. Manusia yang bersyukur adalah manusia yang selalu lapang dada
menerima hasil dari usahanya yang optimal. Sedangkan manusia yang
menerima nasibnya tanpa ada usaha adalah manusia yang putus asa.
Apapun dan berapapun yang didapatkan dari hasil usahanya bagi manusia
yang bersyukur selalu berkecukupan. Karena Manusia yang selalu
bersyukur tahu berapapun yang di dapatkan dalam dunia ini tidak akan
perna cukup. Kalau sudah seperti itu kenapa kita harus memaksakan diri
untuk mengejar sesuatu yang memang tidak pernah cukup ?
Mari kita ingat selalu sebuah pepatah kuno yang mengatakan bahwa
"Kekayaan bisa mendatangkan kesenangan tapi tidak kebahagian.
Kebahagiaan hanya datang dari Rasa Bersyukur dan Berkecukupan atas apa
yg kita miliki.