ya setiap kali ia meletakan makanan beberapa lama kemudian sudah di
kerumuni oleh semut. Kebetulan ibu ini memang senang dan ahli memasak,
jadi selalu saja ia berusaha menyajikan masakan-masakan yang lezat
bagi keluarga.
Apa lagi kalau pas bulan Puasa, jadi ia lebih semangat lagi untuk
menyajikan hidangan-hidangan istimewa bagi keluarganya. Namun ada satu
hal yang kerap kali membuatnya kesal dan marah yakni manakala hendak
menyantap hidangan puasa selalu saja semut mencicipinya terlebih
dahulu, soalnya manis sihh.
Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengusir para semut pengganggu
ini dari rumahnya, namun tak ayal semut itu tidak pernah mau beranjak
dari rumahnya. Berbagai upaya keras dilakukan, semakin keras usahanya
untuk mengusir semut sepertinya malah semakin keras juga semut-semut
itu menunjukkan perlawannannya. Lain istri lain pula suami, dia malah
kebalikannya, si suami ga pernah peduli dengan kehadiran semut,bahkan
kadang kadang minuman yang penuh semutpun dilahapnya, "Wah semut itu
gizi bah!! ngapain kau pusing pusing,," Suami istri itu sering
bertengkar gara gara perbedaan persepsi tentang semut.
Pada suatu tengah malam yang hening, suami membangunkan istri
tersayangnya, "Sayaang, ayo bangun kita sholat tahajud, setelah itu
kita... ehm ehm<<"
Setelah menikmati tahajud, sang istri merebahkan kepalanya di pangkuan
sang suami,,
Mengawali pembicaraan, sambil membelai rambut istrinya, "Mi, saya
perhatikan engkau sering sekali uring uringan dengan semut, bahkan
kemarin engkau tumpahkan kue yang masih utuh karena saking jengkelmu
pada semut yang mengerumuninya, menurutku itu sudah di luar kewajaran,
Allah menciptakan dunia ini termasuk segala aksesorinya yang di
dalamnya juga ada binatang bernama semut" istrinya ga sabar menyela,
"Ya Papa ga ngerasain betapa capeknya aku ngurus anak anak, bersihkan
rumah, bikin masakan, kue kue, masak baru ditinggal sebentar saja tuh
semut udah nutup permukaan cake yang aku bikin, pussiiiing, trus apa
yang terbaik harus saya lakukan untuk bisa mengatasi masalah ini..?"
kemudian suaminya menarik napas panjang sambil jemarinya memainkan
telinga istrinya supaya lebih tajam dalam mendengarkan,, "begini
Sayaang, jika kamu tidak menyukai semut dan hal itu telah membuat kamu
jengkel dan marah, nah mengapa kamu sekarang tidak belajar untuk
menyukainya.
Ya yang kamu butuhkan adalah menerima semut itu apa adanya dan
berusaha untuk menyukainya, jadikan semut itu adalah bagian dari pada
kehidupan kita. Karena memang dimanapun kita berada dimuka bumi ini
kita akan selalu menemukan semut bersama kita.
Lalu kemudian istrinya bertanya lagi; bagaimana mungkin aku bisa
menyukai semut yang terus menggangguku..? Lalu suaminya yang bijak dan
sabar itu kembali berkata: Orang yang membenci sesuatu selalu akan
merasa terganggu dengan apapun yang dilakukan oleh orang yang
dibencinya tersebut, tapi orang yang menyukai sesuatu dia tidak akan
pernah merasa terganggu, karena memang perasaan mengganggu itu
terlahir dari tidak adanya rasa cinta.
Coba perhatikan, seorang ibu yang begitu mencintai bayinya, karena
bayi tersebut telah lama dinanti-nantikannya, ibu ini sama sekali
tidak merasa terganggu jika bayinya menangis di tengah malam karena
pipis atau lapar ingin menyusu meskipun ia sedang terlelap tidur
karena lelah telah mengurusnya selama seharian penuh, mengapa? karena
dia begitu mencintai bayinya, tapi bagi seorang baby sitter yang tidak
mencintai bayi tersebut, dengan kejadian yang sama mungkin ia justru
akan merasa terganggu sekali.
Jadi bukan sesuatu yang membuat kita terganggu melainkan tidak adanya
rasa suka dan cintalah yang telah mengganggu perasaan kita. Maka agar
kita tidak merasa terganggu sukailah apa yang sebelumnya kamu benci
dan bangunlah rasa cinta antar sesama mahluk, maka jika kita berhasil
melakukannya kita tidak akan pernah merasa terganggu lagi selamanya.
"Oh betul juga suamiku, Engkau benar sekali ternyata sikapku terhadap semut
sangat dipengaruhi oleh rasa tidak sukaku pada semut, Iya,, yaaa,,,
terima kasih sayangku Engkau telah membuka jalan pikiranku, oleh
karena itu kan kubuka untukmu ........pintu hatiku"