Waktu-Waktu Terkabulnya Do'a
Sungguh berbeda Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan
makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia,
ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati.
Sedangkan Allah Ta’ala mencintai hamba yang meminta kepada-Nya. Sebagaimana perkataan seorang penyair:
الله يغضب إن تركت سؤاله وبني آدمحين يسأل يغضب
“Allah murka pada orang yang enggan meminta kepada-Nya, sedangkan manusia ketika diminta ia marah”
Ya,
Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena cinta-Nya
Allah memberi ‘bonus’ berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa.
Allah Ta’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi:
يا ابن آدم إنك ما دعوتني ورجوتني غفرت لكعلى ما كان منك ولا أبالي
“Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu” (HR. At Tirmidzi, ia berkata: ‘Hadits hasan shahih’)
Sungguh
Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan
akan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik
maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya
dikertas, entah berapa lembar akan terpakai. Maka kita tidak perlu heran jika Allah Ta’ala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang demikian oleh Allah ‘Azza Wa Jalla disebut sebagai hamba yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. Allah Ta’ala berfirman:
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّالَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Berdoalah
kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang
menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke
dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60)
Ayat
ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah terhadap hamba-Nya,karena
hamba-Nya diperintahkan berdoa secara langsung kepada Allah tanpa
melalui perantara dan dijamin akan dikabulkan.
BerdoaDi Waktu Yang Tepat
Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta’ala adalah
dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah
bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut dikabulkan. Diantara waktu-waktu
tersebut adalah:
1. Sepertiga Malam.
Rasulullah saw. bersabda: “Keadaan
yang paling dekat antara Tuhan dan hambanya adalah di waktu tengah
malam akhir. Jika kamu mampu menjadi bagian yang berdzikir kepada Allah,
maka kerjakanlah pada waktu itu.” Dari Jabir berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya
bagian dari malam ada waktu yang apabila seorang hamba muslim meminta
kebaikan kepada Allah dan sesuai dengan waktu itu, pasti Allah
mengabulkannya.” Imam Ahmad menambah:“Itu terjadi di setiap malam.”
Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir.
Allah Ta’ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْيَسْتَغْفِرُون
“Ketika waktu sahur(akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan”
(QS. Adz Dzariyat: 18)
Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
ينزل
ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليلالآخر،
يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له
“Rabb
kita turun kelangit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap
malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku
kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang
yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘”
(HR. Bukhari no.1145,Muslim no. 758)
Namun perlu dicatat,sifat ‘turun’ dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan Allah Ta’ala turun sebagaimana manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda. Yang penting kita mengimani bahwaAllah Ta’ala turun ke langit dunia, karena yang berkata demikian adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam diberijulukan Ash shadiqul Mashduq (orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh Allah), tanpa perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya. Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa.
2. Saat Sujud.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أقرب ما يكون العبد منربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا
“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)
3. Ketika Adzan Berkumandang.
Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.
Rasulullah Shallallahu’alaihiWasallam bersabda:
ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهمبعضا
“Doa
tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan
tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk,
ketika kedua kubu saling menyerang”
(HR. Abu Daud, 2540,Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata:“Hasan Shahih”)
4. Antara Adzan dan Iqamat.
Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة
“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)
Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihiWasallam, amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
لا إن كلكم مناج ربه فلا يؤذين بعضكم بعضا ولا يرفع بعضكم على بعض في القراءةأو قال في الصلاة
“Ketahuilah,
kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling
mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam
membaca Al Qur’an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).
Selain itu, orangyang shalawatan atau membaca Al Qur’an dengan suara keras diwaktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di anjurkan olehRasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam,
yaitu berdoa. Padahal ini adalah kesempatan yang bagus untuk memohon
kepada Allah segala sesuatu yang ia inginkan. Sungguh merugi jika ia
melewatkannya.
5. Ketika Bertemu Musuh.
Salah
satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan
Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang
sedang berkecamuk, diijabah olehAllah Ta’ala. Dalilnya adalah hadits
berikut:
ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهمبعضا
“Doa
tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan
tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk,
ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar,1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
6. Ketika Hujan Turun.
Hujan adalah nikmat Allah Ta’ala.
Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel
dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah
Allah Ta’ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel
lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang
diinginkan kepada AllahTa’ala:
ثنتان ما تردان : الدعاء عند النداء ، و تحت المطر
“Doa tidak tertolakpada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun”
(HR Al Hakim, 2534,dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)
7. Potongan Waktu Akhirdi Hari Jum’at.
Rasulullah Shallallahu’alaihiWasallam bersabda,
أن
رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ،
لايوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه
إياه .وأشار بيده يقللها
“Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian
beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa
ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau
mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852dari sahabat Abu HurairahRadhiallahu’anhu)
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika
menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang
waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat.
Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:
هي ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة
“Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai” (HR. Muslim,853 dari sahabat Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu).
Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.
Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:
يوم الجمعة ثنتا عشرة يريد ساعة لا يوجد مسلم يسأل الله عز وجل شيئا إلا أتاهالله عز وجل فالتمسوها آخر ساعة بعد العصر
“Dalam
12 jam hariJum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu
kepada Allah Azza WaJalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di
waktu setelah ashar” (HR.Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin AbdillahRadhiallahu’anhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud). Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur dikalangan para ulama.
Pendapat ketiga,
yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jum’at. Pendapat ini
didasari oleh riwayat dari Abi Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At
Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.
Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu‘Abdil Barr berkata: “Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan”.
Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum’at
tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam
Ahmad bin Hambal, Ibnu ‘Abdil Barr.
8. Doa Seseorang UntukSaudaranya Tanpa Sepengetahuan Saudaranya.
Dalam riwayat Imam Muslim dari Abu Darda’ berkata: “Rasulullah saw. bersabda: “Tiada
seorang muslim yang berdoa bagi saudaranya tanpa sepengetahuan
saudaranya itu, kecuali Malaikat berkata, bagimu seperti apa yang kamu
doakan untuk saudaramu.” Dalam kesempatan yang lain Rasulullah saw. bersabda: “Doa seorang al-akh bagi saudaranya tanpa sepengetahuan dirinya tidak tertolak.”
9. Hendaknya KetikaTidur Dalam Kondisi Dzikir, Kemudian Ketika Bangun Malam Berdoa.
Dari Muadz bin Jabaldari Nabi saw. bersabda: “Tiada
seorang muslim yang tidur dalam keadaan dzikir dan bersuci, kemudian
ketika ia bangun di tengah malam, ia meminta kepada Allah suatu kebaikan
dunia dan akhirat, kecuali Allah pasti mengabulkannya.”
10. Ketika berbuka puasa
Waktu
berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu
ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu
diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya,
sebagaimana hadits:
للصائم فرحتان : فرحة عند فطره و فرحة عندلقاء ربه
“Orang
yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa
dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim,no.1151)
Keberkahan lain diwaktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa,sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطروالإمام العادل و المظلوم
‘”Ada
tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika
berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528,Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)
Oleh
karena itu,jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja
yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu
diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka
puasa, yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذاأفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
/Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/
(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)” (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401,dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232)
Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan lafazh berikut:
اللهم لك صمت و بك امنت و على رزقك افطرتبرحمتك يا ارحم الراحمين
adalah hadits palsu,
atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab
hadits manapun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa inisebagai hadits
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.
Oleh
karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang
biasa. Sama kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri.
Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi dipatenkan sebagai doa
berbuka puasa.
Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذاأفطر قال : اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فتقبل مني إنك أنت السميع العليم
“Biasanya RasulullahShallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu fataqabbal minni,innaka antas samii’ul ‘aliim”
Dalam Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341), dinukil perkataan Ibnu Hajar Al Asqalani: “Hadits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali”. Hadits ini juga di-dhaif-kan oleh Al Albani di Dhaif Al Jami’ (4350). Atau doa-doa yang lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits dhaif atau munkar.
11. Ketika malam lailatul qadar
Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an.Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِشَهْرٍ
“Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:
قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلةليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني
“Aku
bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang
sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau
bersabda: Berdoalah:
اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Allahumma innaka‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni ['Ya Allah, sesungguhnyaengkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku'']”(HR. Tirmidzi,3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”)
Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan
lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan
memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.
12. Ketika sebelum salam pada shalat wajib
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
قيل يا رسول الله صلى الله عليه وسلم أيالدعاء أسمع قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات
“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah?Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: “Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidakdisyariatkan. Karena Allah Ta’ala berfirman:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوااللَّهَ
“Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah”
(QS. An Nisa: 103). Allah berfirman‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’.
Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum
salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).
Namun
sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta
sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak
disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu mustajab yang disyariatkan yaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.
13. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar
Sunnah
ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya
doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh
Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:
أن
النبي صلى الله عليه وسلم دعا في مسجدالفتح ثلاثا يوم الاثنين، ويوم
الثلاثاء، ويوم الأربعاء، فاستُجيب له يوم الأربعاءبين الصلاتين فعُرِفَ
البِشْرُ في وجهه قال جابر: فلم ينزل بي أمر مهمٌّ غليظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة فأدعو فيهافأعرف الإجابة
“Nabi shalallahu
‘alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali,yaitu hari Senin,
Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara
dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata
Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali
saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa
saya‘”
Dalam riwayat lain:
فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتينالظهر والعصر
“Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)
14. Ketika Hari Arafah
Hari
Arafah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di
Arafah,yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan
memperbanyak doa,baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum
muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خير الدعاء دعاء يوم عرفة
“Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi,3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih AtTirmidzi)
15. Ketika Meminum Air Zam-zam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ماء زمزم لما شرب له
“Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah,2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih IbniMajah, 2502)
Demikian
uraian mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk
berdoa.Mudah-mudahan Allah Ta’ala mengabulkan doa-doa kita dan menerima
amal ibadah kita.
sumber: muslim.or.id