Kancas aku punya sedikit pengetahuan tentang alzheimer, moga bisa menjadi bahan sharing kita bersama.
Alzheimer atau dalam istilah Psikologi disebut Demensia adalah kemunduran fungsi-fungsi seseorang terutama mengenai kemampuan kognisinya. Dalam hal ini mencakup kemampuan berpikir (dalam arti luas berkaitan dengan kemampuan mengenal angka (berhitung), mengenal huruf (membaca)), kemampuan mengingat baik stm (short term memory/memori jangka pendek) maupun ltm (long term memory/ingatan jangka panjang), kemampuan pandang ruang, kemampuan penalaran, mengenal stimulus (mengenali benda-benda dari bentuk, warna, tekstur, dsb), termasuk kemampuan mengintegrasikan kelima indrawinya.
Alzheimer atau Demensia bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor usia biasa menyerang orang yang sudah masuk klasifikasi usia dewasa akhir (kira-kira 65 tahun ke atas), faktor kapasitas seseorang, adanya penyakit-penyakit tertentu yang menyerang otak, adanya trauma kepala atau tulang belakang yang mengenai syaraf, maupun karena adanya kelemahan daya kerja otak karena kekurangan asupan gizi dan kurang latihan untuk otak.
Alzheimer atau Demensia dalam bahasa awamnya sering disebut dengan istilah "pikun" yaitu si penderita akan mengalami kesulitan untuk mengintegrasikan kemampuan kognisi (daya pikir) dengan konasi (perilaku/behaviour) serta dengan afeksi atau emosinya. Contohnya banyak penderita sakit ini kadang sulit mengingat suatu ingatan jangka pendek (baru saja terjadi/di masa kini) namun yang diingat hanya memori jangka panjangnya. Ada penderita alzheimer yang setelah jalan-jalan ternyata terlalu jauh dari rumah dan tidak bisa menemukan jalan pulang kembali ke rumahnya karena lupa. Yang terkenal adalah kasus alzheimer pada mantan presiden AS yaitu Ronald Reagen, padahal dia orang yang dari segi gizi ga mungkin lah kekurangan, juga orang yang aktif berorganisasi dan berkegiatan, tapi kok ya tetap kena alzheimer ya? Nah dari beberapa tulisan yang saya baca, dimungkinkan karena beliau sejak masa mudanya kurang menjalani pola hidup yang teratur, yaitu sering tidak tidur atau istirahat secara teratur, sering makan tidak teratur waktunya, dan kemungkinan sering mengalami suatu kondisi yang saling bertentangan antara hati nurani dengan kenyataan pengambilan keputusan yang harus diambilnya. Maklum namanya presiden, pasti dia sering mengalami konflik internal (konflik batin dalam dirinya sendiri) kan? Hayooo.. siapa yang tidak setuju dengan hal ini??? Bagi teman-teman yang punya pengalaman sebagai presiden bisa sharing...
Untuk mengatasi penyakit ini biasanya dengan memberikan suasana lingkungan sosial/keluarga yang mendukung yang kondusif sehingga si alzheim tidak merasa terasing. Lebih baik apabila piyantun sepuh ini tetap diberi kesempatan untuk beraktifitas sesuai kemauannya /kesenangannya tetapi tentu tetap memperhatikan kemampuannya (diingatkan dengan halus dan baik) dan tetap di bawah pengawasan /supervisi si orang muda tentu dengan tetap sabar. Misalnya diberi kesempatan untuk jalan-jalan di halaman atau di jalanan sekitar rumah pada waktu pagi dengan ditemani. Lalu diberi kesempatan memelihara bunga-bunga dan tanaman di sekitar rumah, mencabuti rumput dan membuang sampah daun-daun yang berguguran di halaman, mengikuti kegiatan semacam pengajian atau ibadah kebaktian bagi para lansia, dsb.
Nah yang terbaik adalah kita semua berusaha untuk mencegah atau meminimalisir jangan sampai terserang penyakit ini. Karena bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati.
1. Perhatikan asupan nutrisi kita. Sebaiknya kita makan makanan bukan karena kita suka atau kita mau tetapi karena kita butuh. Misalnya kita makan dengan kandungan zat gizi lengkap ada karbohidrat, protein, lemak (secukupnya), vitamin, mineral, air. Tentunya semuanya disesuaikan dengan usia dan kebutuhan energi kita setiap hari. Walaupun sedang diet misalnya (bagi para ibu nih), tetap membutuhkan karbohidrat dan lemak, jangan sampai diet dengan menghindari kedua zat gizi ini sama sekali. Ingat ya ibu-ibu (termasuk bapak-bapaknya dan tolong ingatkan juga bagi nyonya-nyonyanya) kita bersmartdiet bukan berharddiet...hehehe... Hal ini saya sampaikan di sini berdasarkan pengalaman para klien yang berkonsultasi pribadi pada saya maupun yang sekedar sharing dan group discusion kecil-kecilan. Ternyata banyak yang salah dalam berdiet. Akhirnya bukan langsing yang didapat tetapi langsung... Iya, maunya langsing tapi jadi lemes, lesu dan sakit-sakitan atau juga berat bodynya naik turun tidak karuan, inikan mengganggu kesehatan namanya. Nah kalau sudah begini semua jadi refot deh, suami refot, anak-anak terlantar karena ibunya sakit berkepanjangan. Lebih parah lagi diikuti emosi yang tidak stabil, mudah curiga, self image yang negatif, sering uring-uringan dan marah-marah tak jelas sebab musababnya.
2. Do exercise pliss... Silakan lakukan olahraga sesuai hobi masing-masing, seperti catur atau bridge itu juga bagus lho untuk asah otak. Sesudah main catur atau bridge terus jalan-jalan deh (bener-bener muter-muter jalan kaki lho bukan jalan-jalan muter-muter naik mobil ke tempat wisata atau ke mall). Oya bagi ibu-ibu ternyata kegel exercise (senam panggul) itu juga bagus lho untuk mencegah gangguan yang dialami sebagai persiapan menjelang menopause yang biasa dialami para ibu secara normal pada usia 48-54 tahun. jadi walau masih sepuluh tahun lebih lagi, tapi kita perlu persiapan lho. Ini selain mencegah alzheimer juga mengurangi gangguan akibat menopause. Asyik kan? ini saya baca di majalah kesehatan prevention. Bagus lho... (hihihi promosi gratis nih wong aku bukan pear mereka kok...) Mengenai hasilnya, tanya aja misua ku (hahaha) dia kan pelangganku yang suka make aku, jadi ya otomatis dia tahu saitefek senam panggul yang kulakukan antara 2-3 x seminggu sesempatnya.
3. Lakukan aktifitas yang menyenangkan yang mengaktifkan semua ranah kapasitas kita biar ga tumpul.
4. Bagi para orang tua kita, kita bisa memberi mereka kesempatan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang mereka senangi sesuai hobi, misalnya ikut perkumpulan senam sehat Indonesia bagi para lansia seperti ibu saya, atau perkumpulan tenis lapangan bagi para pensiunan seperti bapak saya yang memang sudah hobi tenis sejak masih mudah dulu, juga bapak saya ikut persatuan pensiunan pegawai BRI, serta bapak dan ibu saya ikut arisan dan pengajian kelompok haji yang dulu sama-sama satu kelompok waktu naik haji tahun 2003 dulu. Bahkan ibu saya masih sering menerima pesanan kue-kue kering bagi para tetangga maupun teman-teman di komunitasnya, ibu saya yang bikin kuenya lalu bapak saya yang menimbang dan membungkus sesuai pesanan. Kami para anak-anaknya tidak pernah merasa malu atau melarang ibu saya menerima pesanan kue itu, yang penting kami sering berpesan agar beliau tetap ingat pada kesehatannya dan menolak pesanan bila merasa capek. Syukurlah, kedua orang tua saya bukan orang tua yang "ngeyel", mereka sangat demokratis sejak dulu, sehingga sampai sekarang pun mereka bersedia menerima saran dan kritik dari kami anak-anaknya.
nah kancas, sekian dulu sharing dari saya semoga bermanfaat...baik bagi saya pribadi maupun kancas semua...
I love u all... Salam paling manies...Hestin.
Sumber: Hestin ex Biologi
0 comments:
Posting Komentar