Kisah sukses Purdie Chandra
(dari http://belajargagal.blogspot.com/2007/03/kisah-sukses-purdie-chandra.html)
Pernyataan John F.Kennedy ini saya yakin kebenarannya. Itu bukan sekedar retorika, tapi memang sudah terbukti dalam perjalanan hidup saya. Gagal total itulah awal karier bisnis saya.
Pada akhir 1981, saya merasa tidak puas dengan pola kuliah yang membosankan. Saya nekad meninggalkan kehidupan kampus. Saat itu saya berpikir, bahwa gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal dalam mengejar cita-cita lain. Di tahun 1982, saya kembali mulai merintis bisnis bimbingan tes Primagama, yang belakangan berubah menjadi Lembaga Bimbingan Belajar Primagama.
Bisnis tersebut saya jalankan dengan jatuh bangun. Dari awalnya yang sangat sepi peminat-hanya 2 orang - sampai akhirnya peminatnya membludak hingga Primagama dapat membuka cabang di ratusan kota , dan menjadi lembaga bimbingan terbesar di Indonesia.
Dalam kehidupan sosial, memang kegagalan adalah itu adalah sebuah kata yang tidak begitu enak untuk didengar. Kegagalan bukan sesuatu yang disukai, dan suatu kejadian yang setiap orang tidak menginginkannya. Kita tidak bisa memungkiri diri kita, yang nyata-nyata masih lebih suka melihat orang yang sukses daripada melihat orang yang gagal, bahkan tidak menyukai orang yang gagal.
Maka, bila Anda seorang Entrepreneur yang menemui kegagalan dalam usaha, maka jangan berharap orang akan memuji Anda. Jangan pula berharap orang disekitar Anda maupun relasi Anda akan memahami mengapa Anda gagal.
Jangan berharap Anda tidak disalahkan. Jangan berharap pula semua sahabat masih tetap berada di sekeliling Anda. Jangan berharap Anda mendapat dukungan moral dari teman yang lain. Jangan berharap pula ada orang yang meminjami uang sebagai bantuan sementara. Jangan berharap bank akan memberikan pinjaman selanjutnya.
Mengapa saya melukiskan gambaran yang begitu buruk bagi seorang Entrepreneur yang gagal? Begitulah masyarakat kita, cenderung memuji yang sukses dan menang. Sebaliknya, menghujat yang kalah dan gagal. Kita sebaiknya mengubah budaya seperti itu, dan memberikan kesempatan kepada setiap orang pada peluang yang kedua.
Menurut pengalaman saya, apabila orang gagal, maka tidak ada gunanya murung dan memikirkan kegagalannya. Tetapi perlu mencari penyebabnya. Dan justru kita harus lebih tertantang lagi dengan usaha yang sedang kita jalani yang mengalami kegagalan itu. Saya sendiri lebih suka menggunakan kegagalan atau pengalaman negatif itu untuk menemukan kekuatan-kekuatan baru agar bisa meraih kesuksesan kembali.
Sudah tentu, kasus kegagalan dalam bisnis maupun dunia kerja, saat krisis ekonomi kian merebak dan bertambah. Ribuan orang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan kehilangan mata pencahariannya. Sungguh ironis, seperti halnya kita, suka atau tidak suka, setiap manusia akan mengalami berbagai masalah, bahkan mungkin penderitaan.
Bagi seorang Entrepreneur, sebaiknya jangan sampai terpuruk dengan kondisi dan suasana seperti itu. Kita harus berani menghadapi kegagalan, dan ambil saja hikmahnya (kejadian di balik itu). Mungkin saja kegagalan itu untuk memuliakan hati kita, membersihkan pikiran kita dari keangkuhan dan kepicikan, memperluas wawasan kita, serta untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Untuk mengajarkan kita menjadi gagah, takkala lemah. Menjadi berani ketika kita takut. Itu sebabnya mengapa saya juga sepakat dengan apa yang dikatakan Richard Gere, Aktor terkemuka Hollywood, yang mengatakan bahwa kegagalan itu penting bagi siapapun.
Mengapa demikian? Karena selama ini banyak orang membuat kesalahan sama, dengan menganggap kegagalan sebagai musuh kesuksesan. Justru sebaliknya, kita seharusnya menganggap kegagalan itu dapat mendatangkan hasil. Ingat, Kita harus yakin akan menemukan kesuksesan si penghujung kegagalan.
Ada beberapa sebab dari kegagalan itu sendiri. Pertama, kita ini seringkali menilai kemampuan diri kita terlalu rendah. Kedua, setiap bertindak, kita sering terpengaruh mitos yang muncul di masyarakat di sekitar kita. Ketiga, biasanya kita terlalu 'melankolis' dan suka memvonis diri sendiri terlebih dahulu, bahwa kita ini dilahirkan dengan nasib buruk. Keempat, kita cenderung masih memiliki sikap, tidak mau atau tidak mau tahu dari mana kita harus memulai kembali suatu usaha.
Dengan mengetahui sebab kegagalan itu, tentunya akan membuat kita yakin untuk bisa mengatasinya. Bila kita mengalami sembilan dari sepuluh hal yang kita lakukan menemui kegagalan, maka sebaiknya kita bekerja sepuluh kali lebih giat. Dengan memiliki sikap dan pemikiran semacam itu, maka akan tetap akan menjadikan kita sebagai sosok Entrepereneur yang selalu optimis akan masa depan. Maka, sebaiknya janganlah kita suka mengukur seorang Entrepreneur dengan menghitung berapa kali dia jatuh. Tapi, ukurlah berapa kali ia bangkit kembali.
Purdie Chandra.
Pemilik Primagama
(dari http://belajargagal.blogspot.com/2007/03/kisah-sukses-purdie-chandra.html)
Pernyataan John F.Kennedy ini saya yakin kebenarannya. Itu bukan sekedar retorika, tapi memang sudah terbukti dalam perjalanan hidup saya. Gagal total itulah awal karier bisnis saya.
Pada akhir 1981, saya merasa tidak puas dengan pola kuliah yang membosankan. Saya nekad meninggalkan kehidupan kampus. Saat itu saya berpikir, bahwa gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal dalam mengejar cita-cita lain. Di tahun 1982, saya kembali mulai merintis bisnis bimbingan tes Primagama, yang belakangan berubah menjadi Lembaga Bimbingan Belajar Primagama.
Bisnis tersebut saya jalankan dengan jatuh bangun. Dari awalnya yang sangat sepi peminat-hanya 2 orang - sampai akhirnya peminatnya membludak hingga Primagama dapat membuka cabang di ratusan kota , dan menjadi lembaga bimbingan terbesar di Indonesia.
Dalam kehidupan sosial, memang kegagalan adalah itu adalah sebuah kata yang tidak begitu enak untuk didengar. Kegagalan bukan sesuatu yang disukai, dan suatu kejadian yang setiap orang tidak menginginkannya. Kita tidak bisa memungkiri diri kita, yang nyata-nyata masih lebih suka melihat orang yang sukses daripada melihat orang yang gagal, bahkan tidak menyukai orang yang gagal.
Maka, bila Anda seorang Entrepreneur yang menemui kegagalan dalam usaha, maka jangan berharap orang akan memuji Anda. Jangan pula berharap orang disekitar Anda maupun relasi Anda akan memahami mengapa Anda gagal.
Jangan berharap Anda tidak disalahkan. Jangan berharap pula semua sahabat masih tetap berada di sekeliling Anda. Jangan berharap Anda mendapat dukungan moral dari teman yang lain. Jangan berharap pula ada orang yang meminjami uang sebagai bantuan sementara. Jangan berharap bank akan memberikan pinjaman selanjutnya.
Mengapa saya melukiskan gambaran yang begitu buruk bagi seorang Entrepreneur yang gagal? Begitulah masyarakat kita, cenderung memuji yang sukses dan menang. Sebaliknya, menghujat yang kalah dan gagal. Kita sebaiknya mengubah budaya seperti itu, dan memberikan kesempatan kepada setiap orang pada peluang yang kedua.
Menurut pengalaman saya, apabila orang gagal, maka tidak ada gunanya murung dan memikirkan kegagalannya. Tetapi perlu mencari penyebabnya. Dan justru kita harus lebih tertantang lagi dengan usaha yang sedang kita jalani yang mengalami kegagalan itu. Saya sendiri lebih suka menggunakan kegagalan atau pengalaman negatif itu untuk menemukan kekuatan-kekuatan baru agar bisa meraih kesuksesan kembali.
Sudah tentu, kasus kegagalan dalam bisnis maupun dunia kerja, saat krisis ekonomi kian merebak dan bertambah. Ribuan orang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan kehilangan mata pencahariannya. Sungguh ironis, seperti halnya kita, suka atau tidak suka, setiap manusia akan mengalami berbagai masalah, bahkan mungkin penderitaan.
Bagi seorang Entrepreneur, sebaiknya jangan sampai terpuruk dengan kondisi dan suasana seperti itu. Kita harus berani menghadapi kegagalan, dan ambil saja hikmahnya (kejadian di balik itu). Mungkin saja kegagalan itu untuk memuliakan hati kita, membersihkan pikiran kita dari keangkuhan dan kepicikan, memperluas wawasan kita, serta untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Untuk mengajarkan kita menjadi gagah, takkala lemah. Menjadi berani ketika kita takut. Itu sebabnya mengapa saya juga sepakat dengan apa yang dikatakan Richard Gere, Aktor terkemuka Hollywood, yang mengatakan bahwa kegagalan itu penting bagi siapapun.
Mengapa demikian? Karena selama ini banyak orang membuat kesalahan sama, dengan menganggap kegagalan sebagai musuh kesuksesan. Justru sebaliknya, kita seharusnya menganggap kegagalan itu dapat mendatangkan hasil. Ingat, Kita harus yakin akan menemukan kesuksesan si penghujung kegagalan.
Ada beberapa sebab dari kegagalan itu sendiri. Pertama, kita ini seringkali menilai kemampuan diri kita terlalu rendah. Kedua, setiap bertindak, kita sering terpengaruh mitos yang muncul di masyarakat di sekitar kita. Ketiga, biasanya kita terlalu 'melankolis' dan suka memvonis diri sendiri terlebih dahulu, bahwa kita ini dilahirkan dengan nasib buruk. Keempat, kita cenderung masih memiliki sikap, tidak mau atau tidak mau tahu dari mana kita harus memulai kembali suatu usaha.
Dengan mengetahui sebab kegagalan itu, tentunya akan membuat kita yakin untuk bisa mengatasinya. Bila kita mengalami sembilan dari sepuluh hal yang kita lakukan menemui kegagalan, maka sebaiknya kita bekerja sepuluh kali lebih giat. Dengan memiliki sikap dan pemikiran semacam itu, maka akan tetap akan menjadikan kita sebagai sosok Entrepereneur yang selalu optimis akan masa depan. Maka, sebaiknya janganlah kita suka mengukur seorang Entrepreneur dengan menghitung berapa kali dia jatuh. Tapi, ukurlah berapa kali ia bangkit kembali.
Purdie Chandra.
Pemilik Primagama
0 comments:
Posting Komentar