Oleh Aji - eks Fisika Dua, DePotter90
Dalam suatu persiapan menuju perang Mu'tah 629 M/8 H (Yordania), Rasulullah SAW mengangkat sahabat Zaid bin Haritsah ra sebagai panglima perang yang apabila Zaid syahid maka pucuk pimpinan komando dialihkan kepada Jakfar bin Abu Thalib ra dan apabila Jakfar syahid, panglima perang diestafetkan kepada Abdullah bin Rawahah ra, demikian perintah Rasulullah kepada pasukan kaum muslimin. Musuh yang dihadapi kala itu, bukan main-main dan merupakan kekuatan super power dunia saat itu, Romawi.
Genderang perang ditabuh, 3.000 pasukan muslimin yang sebagian besar sahabat utama rasulullah ikut di dalamnya serta Allah dan Rasul-Nya ridho pada mereka berangkat ke medan laga menghadapi pasukan musuh yang berjumlah 200.000 di bawah komando Heraclius. Perang berkecamuk dengan hebatnya, denting pedang, tombak , desis anak panah teriakan takbir dan erangan kesakitan beserta debu padang pasir yg melingkupi, membaur jadi satu. Aroma surga bagi muslim yang menemui syahidnya menjadi sumber kekuatan luar biasa. Ya... Allah telah melakukan jual beli yang pasti menguntungkan bagi hamba-Nya. Barang siapa yang syahid di jalan Allah, membela agama-Nya, Allah akan menukarnya dengan surga. Allah pasti menepati janji-Nya. Benar adanya Rasulullah mengestafetkan pucuk komando tempur sebelumnya kepada tiga panglima pilihan, karena ketiga pahlawan islam yg mengagumkan, menemui syahid di medan laga. Pasukan muslim terancam kevakuman komando dan mulai terdesak, mengingat jumlah pasukan yang sangat tidak berimbang. Hitung-hitungan di atas kertas, pasukan muslimin hancur berantakan.
Di saat genting, tampillah sosok panglima perang islam, yg oleh sahabat Abubakar ra dikatakan bahwa setelahnya, tidak akan pernah ada seorang ibu-pun yg mampu melahirkan panglima perang seperti dia. Dia adalah Khalid bin Walid ra (salam dan kesejahteraan senantiasa tercurahkan kepada beliau). Sepanjang hidupnya sebagai panglima pasukan muslim, tidak pernah terkalahkan. Dialah Saifullah (pedang Allah), demikian Rasul menjulukinya.
Diaturnya kembali barisan pasukan muslimin, untuk melakukan strategi perang bertahan dan menyelematkan pasukan. Hasilnya pasukan muslimin selamat dari pemusnahan. Sejarah mencatat hasil peperangan adalah seri (draw). Ini semua adalah jasa satu orang bernama Khalid bin Walid sebagai panglima perang. Satu orang menentukan nasib perjuangan islam, satu orang berharga ribuan orang. Itulah PEMIMPIN.
Dalam pertempuran modern PD II, ada Marsekal Rommel dari Nazi Jerman, yang mengusir Inggris dari Afrika utara sampai ke Mesir. Itu semua adalah jasa satu orang bernama Rommel sebagai panglima perang.
Pemimpin adalah lentera, motivator, inspirator, pelindung, panutan, pendobrak, perintis, pembuka jalan, dan yang paling penting pengambil keputusan (decision maker).
Ucapannya adalah perintah, perilakunya adalah teladan, dan strateginya menentukan nasib seluruh yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus cerdas (fathonah), Amanah, Jujur (sidiq), tabligh (menyampaikan kebenaran). Sedikit saja menurutnya, kalo itu benar maka dampaknya sangat massive dan berskala luas bagi kemaslahatan rakyatnya, sedangkan sedikit saja menurutnya, kalo itu salah maka akan sebaliknya yaitu dapat menyengsarakan rakyatnya.
Hati-hati memilih pemimpin. Ajarkan dan sampaikan kepada siapa saja, setidaknya kepada keluarga kita, kriteria pemimpin menurut tuntunan Rasulullah.
Menjadi pemimpin bukanlah nasib, tapi suatu proses alamiah dan ilmiah serta dapat dipelajari dan diberikan pelatihan kepada siapa saja. Pemimpin memang dilahirkan zaman yang mengiringi seiring problematika kehidupan suatu bangsa. Berniat ibadah, berpikir jernih, tenang, dan selalu ikut tuntunan Rasullullah SAW, pilih dan tentukan pemimpin bangsa ini.
Ya.. Tuhanku, aku rindu dengan pribadi pemimpin yg dilahirkan madrasah Rasulullah dulu. Engkau dan Rasulullah-pun ridho pada mereka. Pemimpin yg senantiasa berjuang dan membela rakyat dan negaranya, serta bertakwa kepada-Mu.
Berkahilah bangsa dan negeri-ini. Lindungilah negara-ku ini.
Aji/Fisika-2
.
Dalam suatu persiapan menuju perang Mu'tah 629 M/8 H (Yordania), Rasulullah SAW mengangkat sahabat Zaid bin Haritsah ra sebagai panglima perang yang apabila Zaid syahid maka pucuk pimpinan komando dialihkan kepada Jakfar bin Abu Thalib ra dan apabila Jakfar syahid, panglima perang diestafetkan kepada Abdullah bin Rawahah ra, demikian perintah Rasulullah kepada pasukan kaum muslimin. Musuh yang dihadapi kala itu, bukan main-main dan merupakan kekuatan super power dunia saat itu, Romawi.
Genderang perang ditabuh, 3.000 pasukan muslimin yang sebagian besar sahabat utama rasulullah ikut di dalamnya serta Allah dan Rasul-Nya ridho pada mereka berangkat ke medan laga menghadapi pasukan musuh yang berjumlah 200.000 di bawah komando Heraclius. Perang berkecamuk dengan hebatnya, denting pedang, tombak , desis anak panah teriakan takbir dan erangan kesakitan beserta debu padang pasir yg melingkupi, membaur jadi satu. Aroma surga bagi muslim yang menemui syahidnya menjadi sumber kekuatan luar biasa. Ya... Allah telah melakukan jual beli yang pasti menguntungkan bagi hamba-Nya. Barang siapa yang syahid di jalan Allah, membela agama-Nya, Allah akan menukarnya dengan surga. Allah pasti menepati janji-Nya. Benar adanya Rasulullah mengestafetkan pucuk komando tempur sebelumnya kepada tiga panglima pilihan, karena ketiga pahlawan islam yg mengagumkan, menemui syahid di medan laga. Pasukan muslim terancam kevakuman komando dan mulai terdesak, mengingat jumlah pasukan yang sangat tidak berimbang. Hitung-hitungan di atas kertas, pasukan muslimin hancur berantakan.
Di saat genting, tampillah sosok panglima perang islam, yg oleh sahabat Abubakar ra dikatakan bahwa setelahnya, tidak akan pernah ada seorang ibu-pun yg mampu melahirkan panglima perang seperti dia. Dia adalah Khalid bin Walid ra (salam dan kesejahteraan senantiasa tercurahkan kepada beliau). Sepanjang hidupnya sebagai panglima pasukan muslim, tidak pernah terkalahkan. Dialah Saifullah (pedang Allah), demikian Rasul menjulukinya.
Diaturnya kembali barisan pasukan muslimin, untuk melakukan strategi perang bertahan dan menyelematkan pasukan. Hasilnya pasukan muslimin selamat dari pemusnahan. Sejarah mencatat hasil peperangan adalah seri (draw). Ini semua adalah jasa satu orang bernama Khalid bin Walid sebagai panglima perang. Satu orang menentukan nasib perjuangan islam, satu orang berharga ribuan orang. Itulah PEMIMPIN.
Dalam pertempuran modern PD II, ada Marsekal Rommel dari Nazi Jerman, yang mengusir Inggris dari Afrika utara sampai ke Mesir. Itu semua adalah jasa satu orang bernama Rommel sebagai panglima perang.
Pemimpin adalah lentera, motivator, inspirator, pelindung, panutan, pendobrak, perintis, pembuka jalan, dan yang paling penting pengambil keputusan (decision maker).
Ucapannya adalah perintah, perilakunya adalah teladan, dan strateginya menentukan nasib seluruh yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus cerdas (fathonah), Amanah, Jujur (sidiq), tabligh (menyampaikan kebenaran). Sedikit saja menurutnya, kalo itu benar maka dampaknya sangat massive dan berskala luas bagi kemaslahatan rakyatnya, sedangkan sedikit saja menurutnya, kalo itu salah maka akan sebaliknya yaitu dapat menyengsarakan rakyatnya.
Hati-hati memilih pemimpin. Ajarkan dan sampaikan kepada siapa saja, setidaknya kepada keluarga kita, kriteria pemimpin menurut tuntunan Rasulullah.
Menjadi pemimpin bukanlah nasib, tapi suatu proses alamiah dan ilmiah serta dapat dipelajari dan diberikan pelatihan kepada siapa saja. Pemimpin memang dilahirkan zaman yang mengiringi seiring problematika kehidupan suatu bangsa. Berniat ibadah, berpikir jernih, tenang, dan selalu ikut tuntunan Rasullullah SAW, pilih dan tentukan pemimpin bangsa ini.
Ya.. Tuhanku, aku rindu dengan pribadi pemimpin yg dilahirkan madrasah Rasulullah dulu. Engkau dan Rasulullah-pun ridho pada mereka. Pemimpin yg senantiasa berjuang dan membela rakyat dan negaranya, serta bertakwa kepada-Mu.
Berkahilah bangsa dan negeri-ini. Lindungilah negara-ku ini.
Aji/Fisika-2
.
0 comments:
Posting Komentar