Tulisan ini diambil dari Milist DePotter90
Suatu hari saya mendatangi suatu sekolah luar biasa (SLB) untuk mencari data sebagai bahan buat makalah tugas kuliah makul Psikologi Anak & Remaja Khusus... Jadi kami disuruh nyusun makalah tentang anak-anak or remaja yg punya kekhususan (maaf...kami TIDAK dibiasakan menyebut mereka sebagai anak atau orang cacat...
Oleh gurunya saya diperkenalkan sama seluruh siswa dan masuk ke kelas2, ada kelas A untuk tuna netra, kelas B untuk bisu yg biasanya juga tuli, kelas C untuk tuna grahita, kls D untuk tuna daksa, dan kls E untuk tuna ganda. Tugas saya adalah mengobservasi kegiatan para siswa tsb. Pada jam istirahat kami ngumpul2 dan kongkow2 sebagaimana layaknya para siswa di sekolah kita dulu. Saat itulah saya berkesempatan mengenal anak2 & para remaja tsb.
Saya sempat tertegun ketika 2 remaja putri dari kls A mengajak berkenalan, mereka tidak hanya menyalami saya tetapi juga meminta ijin untuk mengusap wajah saya.... Wajah saya pun diusap oleh tangan2 mungil mereka.
Mereka mengakui menderita tuna netra sejak lahir jadi mereka tidak pernah menyaksikan indahnya warna warni dunia... Tahu tidak, mereka berdua tidak punya bola mata, jadi kedua mata mereka hanya berupa garis dengan bulu2 halus mirip bulu mata. Yang buat saya takjub adalah kekuatan kulit tangan mereka dalam meraba bahkan mereka seolah bisa "melihat" warna dg telapak tangan mereka... Mereka bisa menentukan warna tertentu dengan meraba... termasuk bisa melukis dengan cat air dengan warna2 yang mempesona.... Subhanallah...Allahu Akbar...
Nah pengalaman batin yg lebih menyentuh kalbuku adalah ketika pada waktu masuk sholat Dhuhur, mereka sebagian dg bahasa isyarat menanyakan apakah saya sholat atau tidak, lalu mereka mengajak sy sholat berjamaah di mushola sekolah... Sy pun dipinjami mukena dari bu gurunya. Salah seorang remaja putra dari kls D menjadi imamnya. Setelah mengucap salam dan berdoa bersama, barulah saya menyadari bahwa dari sekitar 12 orang yg sholat berjamaah ketika itu.... saya lah seorang diri yg merupakan manusia normal dalam arti utuh dan mampu menggunakan seluruh anggota badan saya....
Sesaat mata saya terasa basah...tetapi saya tidak boleh memperlihatkan hal itu pada mereka (sesuai pesan bp & ibu gurunya) karena bisa menyinggung perasaan mereka, saya harus tetap tabah dan tidak boleh memperlihatkan keprihatinan di hadapan mereka melihat mereka dg segala keadaan mereka.
Apa pun perkataan dan penilaian terutama yg menyangkut "phisicly" tidak akan mengurangi rasa syukur saya kepada ALLAH SWT. Apa pun, saya sangat bersyukur karena saya bisa merasakan hangatnya sinar mentari menerpa kulit saya serta bisa menikmati semilir angin meniup tubuh saya memberikan kehangatan dan kesegaran Illahi....
1 comments:
Sangat menggugah nilai kemanusiaan, dan cara pandang kesempurnaan ciptaan Allah SWT, yg mutlak harus kita syukuri. Tidaklah sia-sia Allah menciptakan segala sesuatu, semuanya terukur dan bermanfaat, baik yg diketahui manusia maupun yg belum dan kelak akan diketahui manusia. Allah SWT sudah memberikan guidance perihal nikmat milik-Nya yang diberikan kepada manusia:
Lain syakartum Laadziidannakum, walain kafartum inna adzaabi lasyadiid. (QS. Ibrahim:7)
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-ku sangat pedih."
Rudi Aji Hermawan
eks Fisika-2
Posting Komentar