Kalau di Gombong tentu saja Lestari dan Rahayu. Tidak peduli hari itu filmnya apa,…9 janda genit kah, 4 cewek jagoan beraksi kembali kah, 17 tahun keatas kah. sing penting nonton film, sudah kepalang basah turun gunung. Beli tiket adalah suatu perjuangan yang maha dahsyat. Waktu itu budaya antri belum begitu dikenal. Cepat dapat, lambat ketinggalan. Bersiap siaplah untuk mpet mpetan, mandi keringat, darah, air mata, bibir pecah pecah, mata berkunang kunang (kalau yang belakangan kayaknya panas dalem ya heheheheh). Plus aroma parfum murahan. Pokokoke campur campur semua deh ada disini. Cuma buat selembar karcis.
Tetapi perjuangan sebenarnya ada didalam gedung. Dengan durasi film sekitar 2 jam kita musti bertahan dari hawa panas keringat yang tak mampu diredam oleh beberapa gelintir kipas angin yang menempel didinding gedung. Bercampur kepulan asap rokok yang polusinya melebihi ambang batas. Bak balon udara rasanya gedung ini mau terbang.
Di gedung Lestari ketika pertunjukan akan dimulai, seingat saya ketika mati lampu layar akan berwarna ungu dan tertulis “Selamat datang di lestari theater”. Dan yang menarik adalah backsoundnya. Musik pengiring yang masih terngiang ngiang sampai sekarang. Ada yang masih inget???.. dimulai dengan suara tembakan pestol khas koboi. Saya baru ngeh ternyata back soundnya diambil salah satu trilogy western movie karya Sergio Leone. Trilogy The Man With No Name yang dibintangi Clint Eastwood. A Fistful of Dollars, The God The Bad and The Ugly dan for a Few Dollars More (film yang terakhir inilah yang soundtracknya paling mirip dengan backsound Lestari). Jadi putar dvdnya dan anda akan terbang ke masa lalu. Kalau Rahayu saya ndak inget sama sekali. Ada yang inget?
Keunikan lainnya adalah suasana riuh rendah didalam gedung.. Ketika sang jagoan disiksa suasana berubah mellow. Ketika sang cewek tampil dengan baju minim, suitan dan teriakan nakal terdengar dari berbagai sudut. Tetapi tepukan dan teriakan bergemuruh ketika di menit menit akhir sang jagoan muncul dan dengan heroic membasmi dan menghajar musuh musuhnya.. Inget kan jargon yang sering kita dengar disekeliling kita.. ”Lakonne Menange Keri”. Susana seperti inilah yang tidak akan anda dapatkan dimasa sekarang. Di Cineplex atau Gedung Gedung laennya. Suasana khas nonton saat Lebaran.
Kapokkah saya nonton saat lebaran.?.. Ya.. saya pilih naek ombak banyu atau drummollen atau undar undaran (..carrousell ala Tempo doeloe yang diputar pake tenaga manusia diiringi lagu lagu perjuangan) di belakang pasar gombong. Naek kuda kayu mumet sethithik tapi seneng. Tapi kalau nonton film dilain hari saya tetap suka.
Bagaimana dengan rekan Deppoterr90, Pernah punya pengalaman yang sama?
Jadi,…..tariiiiiiik manggggg teretet tereteeet
1 comments:
Mas punya lagunya nggak, jadi kangen lagu2 jadul kayak theme nya lestari, oshin dll
Posting Komentar